Bara - Surat Terakhir Seorang Pengelana - Febrialdi R
Bara, seorang lelaki muda, pendaki gunung, relawan Basarnas, sekaligus
seorang penulis kisah - kisah petualangan di media massa. Latar belakang
keluarga yang berantakan membuat hidupnya menjadi keras, liar dan
mandiri. Setelah neneknya meninggal, ibunya pergi entah kemana, dan
ayahnya dipenjara. Akhirnya ia hijrah dari Indramayu ke Bandung.
Melanjutkan SMA, melanjutkan kuliah, dan memulai menyusun kembali mozaik
kehidupannya.
Setelah beberapa tahun tinggal di Bandung, ia bertemu dengan seorang
perempuan. Kirana namanya, gadis inilah yang membuat semangat Bara untuk
terus melanjutkan impian dan cita - cintanya menjadi jurnalis terkenal.
Namun setelah satu setengah tahun lamanya musibah menghampirinya.
Kirana meninggal karna kecelakaan. Hidupnya berubah sejadi - jadinya,
seliar - liarnya, seperti orang yang tak punya arah dan tujuan. Sampai
akhirnya semua sahabatnya mengungkapkan unek - unek atas perubahan
sikapnya, sepeninggalnya Kirana. Bara semakin acuh - tak acuh bahkan
kemarahan selalu memuncak jika sahabatnya menyinggung tentang kematian
kirana. Butuh waktu lama untuk Bara kembali pada kehidupan sebelumnya.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh sebagai
cara ia mengalihkan pikirannya tentang Kirana. Mendaki gunung, menyusuri
sungai, mengunjungi pantai, dan segala bentuk kegiatan alam bebas
menjadi aktivitas rutin setiap harinya. Dan pada suatu ketika Pak Tatang
menawarkannya untuk bergabung menjadi relawan Basarnas, agar hidupnya
menjadi seimbang. Bukan lagi melakukan perjalanan untuk bersenang -
senang, tapi lebih pada tugas kemanusiaan.
Setelah dirasa cukup melakukan perjalanan, Bara memutuskan untuk kembali
ke Bandung. Ia mulai membuka lagi hatinya untuk seorang perempuan.
Hingga suatu ketika ia mulai dekat dengan Inoy, wanita berhijab yang tak
pernah lupa menanyakan keadaan Bara, baik itu masalah skripsi,
pekerjaannya, bahkan sudah makan atau belum? Seiring berjalannya waktu,
mereka menjadi semakin dekat, tak jarang mereka saling berpamitan jika
hendak berpergian jauh. Tepat di hari ulang tahun Inoy, baru sedang
melakukan perjalanan ke Garut untuk mencari bahan cerita yang akan
dimuat di media cetak, tetapi musibah dialami Inoy. Sony item, preman
yang dulu pernah adu fisik dengan Bara masih menyimpan dendam kesumat
memberi kado terindah untuk Inoy di hari ulang tahunnya dan menjadi
ingatan yang membekas untuk Bara.
"kalo kita menganggap bahwa hidup adalah proses pembelajaran dan
pembetulan, maka masa lalu akan menjelma menjadi tangga - tangga emas
yang akan mengantarkan kita menyongsong masa depan"
"Sejatinya di setiap kita ada sifat gunung yang takabur dan kesombongan.
Dan kepada gunung dan hutan rimbalah ......, kita semua belajar
mengenal aku dan ke-aku-an"